TUGAS
TENTANG
VIRUS
DI SUSUN
OLEH :
MUHAMMAD KHOTIBUL UMAM
KELAS :X-C
NO:16
MA SUMBER
BUNGUR PAKONG PAMEKASAN
JL.PONTREN
SUMBER BUNGUR
TAHUN AJARAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S W T , Sang Maha Pencipta dan Pengatur
Alam Semesta, berkat ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “VIRUS”.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat
dari orang terdekat penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh
karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini mengaturkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1.
zainul hasan
selaku guru bidang studi Biologi
2. Ibu dan Ayah,
atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan makalah ini
3.
Teman-teman
Kelas III yang telah memberikan semangat dan motivasi
bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala
kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga
makalah “VIRUS” ini bermanfaat bagi kita semua.
pamekasan 26 september 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PEN DAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
2.
RUMUSAN MASALAH
3.
TUJUAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.1 DEFINISI
2.
2.2 STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
2.3
PARASITISME
VIRUS
2.4
REPRODUKSI
VIRUS
2.5
KLASIVIKASI
VIRUS
2.6
CONTOH –
CONTOH VIRUS
2.7
PERANAN
VIRUS DALAM KEHIDUPAN
BAB III PENUTUP
1.
KESIMPULAN
2.
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya
virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun
1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang
sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus
Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit
tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik
tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu,
pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut
dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pendapat Beijerinck
baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika
Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini
dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh
ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang di
maksud dengan virus?
2. Bagaimana
struktur dan anatomi virus?
3. Bagaimana
virus bereproduksi?
4. Apa saja
contoh-contoh virus?
5. Bagaimana
peranan virus dalam kehidupan?
6. Apakah yang
dimaksud anti virus?
7. Bagaimana
cara mencegah dan cara pengobatannya?
1.3 TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetehui devinisi virus
2. Untuk
mengetahui struktur dan anatomi virus
3. Untuk
mengetahui reproduksi virus
4. Untuk
mengetahui contoh-contoh virus
5. Untuk
mengetahui peranan virus dalam kehidupan
6. Untuk
mengetahui anti viru
7. Untuk
mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN
Pada 1884, ahli mikrobiologi Perancis Charles Chamberland menemukan filter
(sekarang dikenal sebagai filter Chamberland atau Chamberland-Pasteur filter)
dengan pori-pori lebih kecil dari bakteri. Jadi, ia bisa melewati larutan yang
mengandung bakteri melalui filter dan benar-benar menghapus mereka dari solusi.
Pada tahun 1892 ahli biologi Rusia Dmitry Ivanovsky filter ini digunakan untuk
mempelajari apa yang sekarang dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Eksperimen
menunjukkan bahwa ekstrak daun hancur dari tanaman tembakau yang terinfeksi
masih menular setelah penyaringan. Ivanovsky menyarankan infeksi mungkin
disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri, tetapi tidak mengejar ide
tersebut.
Pada tahun 1898 ahli mikrobiologi Belanda Martinus Beijerinck mengulangi
percobaan dan menjadi yakin bahwa ini adalah bentuk baru dari agen menular. Dia
melanjutkan untuk mengamati bahwa agen dikalikan hanya dalam sel membagi,
tetapi sebagai eksperimen tidak menunjukkan bahwa itu dibuat dari partikel, ia
menyebutnya sebagai''contagium vivum fluidum''(kuman hidup larut) dan re-kata
memperkenalkan ''virus''. Beijerinck menyatakan bahwa virus yang cair di alam,
sebuah teori kemudian didiskreditkan oleh Wendell Stanley, yang membuktikan
mereka partikulat. dan Prancis-Kanada mikrobiologi Félix d'Herelle dijelaskan
virus yang, ketika ditambahkan ke bakteri pada agar-agar, akan menghasilkan
bidang bakteri mati. Dia akurat diencerkan suspensi virus ini dan menemukan
bahwa pengenceran tertinggi (konsentrasi virus terendah), daripada membunuh
semua bakteri, terbentuk daerah diskrit organisme mati. Menghitung
daerah-daerah dan mengalikan dengan faktor pengenceran memungkinkan dia untuk
menghitung jumlah virus dalam suspensi asli.
Pada akhir abad kesembilan belas, virus yang didefinisikan dalam hal
infektivitas mereka, filterability, dan kebutuhan mereka untuk host hidup.
Virus telah tumbuh hanya dalam tumbuhan dan hewan. Pada tahun 1906, Harrison
menemukan sebuah metode untuk menumbuhkan jaringan di getah bening, dan, pada tahun
1913, E. Steinhardt, C Israel, dan RA Lambert menggunakan metode ini untuk
menumbuhkan virus vaccinia dalam fragmen jaringan kornea marmot. Pada tahun
1928, HB Maitland dan MC Maitland tumbuh dalam suspensi virus vaccinia ginjal
ayam cincang '. Metode mereka tidak banyak diadopsi sampai 1950, ketika virus
polio ditanam pada skala besar untuk produksi vaksin.
Terobosan lain datang pada tahun 1931, ketika ahli patologi Amerika Ernest
William Goodpasture tumbuh influenza dan virus lain di telur ayam dibuahi '.
Pada tahun 1949 John F. Enders, Thomas Weller, dan Frederick Robbins tumbuh
virus polio dalam kultur sel embrio manusia, virus pertama yang akan ditanam
tanpa menggunakan jaringan hewan padat atau telur. Pekerjaan ini memungkinkan
Jonas Salk untuk vaksin polio membuat efektif.
Dengan penemuan mikroskop elektron pada tahun 1931 oleh insinyur Jerman
Ernst Ruska dan Max Knoll datang gambar pertama dari virus. Pada tahun 1935
ahli biokimia Amerika dan ahli virus Wendell Stanley memeriksa virus mosaik
tembakau dan menemukan hal yang akan sebagian besar terbuat dari protein.
Beberapa waktu kemudian, virus ini dipisahkan menjadi bagian-bagian protein dan
RNA.
Virus mosaik tembakau adalah orang pertama yang mengkristal dan struktur
yang karenanya dapat dijelaskan secara rinci. Gambar-gambar difraksi sinar-X
pertama dari virus mengkristal diperoleh oleh Bernal dan Fankuchen pada tahun
1941. Berdasarkan foto-fotonya, Rosalind Franklin menemukan struktur penuh dari
virus pada tahun 1955. Pada tahun yang sama, Heinz Fraenkel-Conrat dan Robley
Williams menunjukkan bahwa virus mosaik tembakau dimurnikan RNA dan protein
mantel yang dapat merakit sendiri untuk membentuk virus fungsional, menunjukkan
bahwa mekanisme ini sederhana mungkin bagaimana virus dirakit dalam sel tuan
rumah mereka.
Paruh kedua abad kedua puluh adalah masa keemasan penemuan virus dan
sebagian besar 2.000 spesies yang diakui binatang, tanaman, dan virus bakteri
yang ditemukan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1957, kuda arterivirus dan
penyebab diare virus Bovine (pestivirus a) ditemukan. Pada tahun 1963, virus
hepatitis B ditemukan oleh Baruch Blumberg, dan di tahun 1965, Howard Temin
dijelaskan retrovirus pertama. Reverse transcriptase, enzim kunci yang
digunakan untuk menerjemahkan retrovirus RNA ke dalam DNA, pertama kali
dijelaskan pada tahun 1970, secara independen oleh Howard Temin dan David
Baltimore. Pada tahun 1983 Luc Montagnier tim di Institut Pasteur di Prancis,
pertama kali diisolasi sekarang disebut retrovirus HIV.
2.1 DEFINISI
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.
Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat
terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotics
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk
hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang
virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri
bukan makhluk hidup.
Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti
huruf T.
2.2 STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
Virus merupakan organisme subselular
yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak
dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm
(lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat
dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat
terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA
untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal
atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah
RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang
menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe
virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk
yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak,
setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks
sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat
ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh
lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan
oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak
terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa
bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas
protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein
yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien
T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka
T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun
biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus
memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan
memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini
mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein
kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula
beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada
“kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk
menempel pada suatu bakteri.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab
dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
2.3 PARASITISME VIRUS
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus
hewan diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu
dengan plasmalema inang dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel.
Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas
pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom
tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim
yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya
berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi
virion dewasa.
Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek
plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau
dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi
bersamanya (provirus). Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus.
Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui
sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor
DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan
mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).
2.4 REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi
virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu daur litik dan daur lisogenik.
1.
DAUR LITIK
daur litik dari bakteriofage (dimulai
dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2. Pengabungan DNA virus
dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan kapsid 5. Pembentukan
tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis
daur litik dalam virologi merupakan
salah satu daur reproduksi virus selain daur lisogenik. daur litik dianggap sebagai cara reproduksi
virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.
daur litik, secara umum mempunyai 3
tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis. Setiap
daur litik dalam prosesnya membutuhkan
waktu dari 10-60 menit.
Tahapan daur:
1. Adsorbsi & penetrasi
Tahap
adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein
untuk menempel pada inang spesifik.
Setelah
menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim
lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam
sitoplasma sel inang.
2. Replikasi (Biosintesis)
Setelah
disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel
inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel
tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses
reproduksinya.
DNA dari
virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian
DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus
untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.
Molekul-molekul
protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid
dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
3. Lisis
Tahap lisis
terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan
virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim
lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk
virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan
virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan daur akan berulang kembali.
2. DAUR
LISOGENIK
daur lisogenik dalam virologi merupakan daur reproduksi virus selain daur litik. Tahapan dari daur ini hampir sama dengan daur litik, perbedaannya yaitu sel inangnya
tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan
tersebut kemudian membentuk provirus.
daur lisogenik secara umum mempunyai tiga
tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel
inang.
Tahap daur:
1.
Adsorpsi dan
penetrasi
Virus
menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada
sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya
kedalam sel.
2.
Penyisipan
gen virus
Asam nukleat
dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip
kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan
membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi
pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
3.
Pembelahan
sel inang
Sel inang
yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah
bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan daur inipun akan kembali berulang sehingga sel
yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
4.
Hubungan
dengan daur litik
Provirus
yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat
tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila
diberi agen penginduksi.
2.5
KLASIVIKASI VIRUS
Virus dapat
diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis
utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA
dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting
minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung
bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui
virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak
sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan
sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari
kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia,
menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti
pembentuk T-sel yang matang.
Tingkat
klasifikasi virus:
ordo –
famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat
ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua
famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya
· Poxviridae
· Herpesviridae
· Parvoviridae
· Retroviridae
Anggota-anggota
famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan
melalui udara.
Genus
memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya, famili Picornaviridae
terdiri dari 5 genus:
· Genus
Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
· Genus Cardiovirus
misalnya mengovirus
· Genus
Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
· Genus
Apthovirus misalnya FMDV-C
· Genus
Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi
`spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus.
Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus
terdiri dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:
· HIV-1, Human
Immunodeficiency Virus 1
· HIV-2, Human
Immunodeficiency Virus 2
· SIV, Simian
Immunodeficiency Virus
· FIV, Feline
Immunodeficiency Virus
· BIV, Bovine
Immunodeficiency Virus
· Visna
(domba)
· EIAV (kuda)
· CAEV
(kambing)
Dasar-dasar
klasifikasi secara taksonomi.
Ciri khas
seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat
fisika-kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan
konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented
sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ),
modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat
antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara
penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan
klasifikasi virus.
2.6 CONTOH –
CONTOH VIRUS
1.
HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
Termasuk
salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut
mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai
tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN).
Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang.
Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut
mengalami replikasi.
2.
.
Virus herpes
Virus herpes
merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.
3. Virus
influenza
daur replikasi virus influenza hampir sama
dengan daur replikasi virus herpes.
Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN
yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.
4. Paramyxovirus
Paramyxovirus
adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN.
Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
2.7 PERANAN
VIRUS DALAM KEHIDUPAN
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen
baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada
Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia
kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15
Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat
dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara
khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma
menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis
menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang
terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu
penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit
tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah
putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh
virus.
Selain
manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak
sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang
sakit atau hasil panennya yang berkurang.
1.
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit
tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut,
yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker
pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit
yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah virus rabies.
2.
Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit
mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya
adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang
menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi
pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem
degeneration (CVPD).
3.
Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling
umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
· Pilek (yang
bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus)
· Cacar
· AIDS (yang
disebabkan virus HIV)
· Demam herpes
(yang disebabkan virus herpes simpleks)
· Kanker leher
rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan
papiloma, atau kutil)
Yang
memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara
kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah
virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda,
juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi
virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan
virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan
ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran
juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah
menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan
kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah,
terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya
diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah
besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa
di dunia baru Amerika.
Salah satu
virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri
atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.
Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah
besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik
perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga
2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme
sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak
berinti sel).
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik. Pada tahun
1883, Adolf Mayer menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular. Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892,
Dimitri Ivanowsky menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut
berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Wendell Meredith
Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit
mosaik yang kini dikenal sebagai virus.
Struktur dan
anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):
1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme
subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat
dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.
Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai
ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia
berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai
tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Klasifikasi
Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista
Virus Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat
diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA.
Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang
menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus
penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase
φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan
pokvirus).
Contoh-contoh
virus yaitu : HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus
yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes merupakan
virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. Virus
influenza dan Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami
replikasi menjadi mARN penyebab penyakit campak dan gondong.
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen
baik (penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Penyakit
pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran
pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati,
dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan
oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Selain itu,
penyakit hewan akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya adalah new castle
disease virus (NCDV), penyakit kuku dan mulutPenyakit kanker pada ayam oleh
rous sarcoma virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan
akibat virus diantaranya : penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis
pada jeruk, dan vein phloem degeneration (CVPD).
Virus sangat
sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif
adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses
infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain
itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit
disebabkan oleh bakteri atau virus.
3.2 Saran
Agar di
dalam karya tulis ini bisa bermanfaat , kami sebagai penulis menyarankan :
1.
Belajar dan tahu mengenai berbagai
virus dan manfaat positif dan negatif nya.
2.
Mengerti berbagai klasifikasi virus
Kami sadari
penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi
penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho, L.
Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung ,Erlangga
Volk.Wesley&Wheler.Margaret.1990.Mikrobiologi
Dasar Edisi kelima jilid
2.Jakarta :Erlangga